Harga Pupuk Naik

Kenaikan Harga Pupuk Peluang Bagi Pupuk Organik
Tempointeraktif - Selasa, 09 Maret 2010 | 12:04 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Wahana Masyarakat Tani dan Nelayan Indonesia Agusdin Pulungan mengatakan rencana pemerintah menaikkan harga eceran tertinggi pupuk kimia bersubsidi pada April tahun ini tak perlu terlalu dikhawatirkan. Menurutnya, kenaikan itu justru merupakan momentum untuk mengembangkan penggunaan pupuk organik.

Kenaikan harga eceran tertinggi pupuk terjadi karena adanya pemangkasan subsidi pupuk dari Rp. 17, 5 triliun menjadi Rp. 15,8 triliun. Ada banyak pihak yang dirugikan dan juga diuntungkan oleh kenaikan harga pupuk ini. Pihak yang dirugikan tentu saja para petani yang masih setia dengan pupuk kimia buatan.

“Ini merupakan peluang untuk beralih ke pupuk organik” kata Agusdin di Jakarta, Senin (8/3) malam. Menurut Agusdin, ada dua hal yang menyebabkan penggunaan pupuk kimia harus secepatnya ditinggalkan. Pertama, bahan baku pupuk kimia merupakan gas alam yang harganya pasti akan terus meningkat, dan penggunaan pupuk kimia secara berlebihan telah menyebabkan produktivitas lahan semakin menurun.

Bahkan, Agusdin menambahkan, penggunaan pupuk kimia yang terus-menerus ini akan menyebabkan lahan yang sudah "sakit" itu menjadi "mati”. Menurutnya, saat ini 80 persen lahan pertanian di Indonesia telah rusak. Untuk itu, ia menyarankan agar pemerintah turut serta secara aktif untuk mendorong petani menggunakan pupuk organik.

Sejumlah langkah yang bisa dilakukan pemerintah untuk mendorong petani beralih menggunakan pupuk organik. Diantaranya adalah membuat rasio subsidi pupuk. “Subsidi pupuk sebesar 15,8 triliun selama ini sebanyak 80 persen diberikan pada pupuk kimia, seharusnya dibalik,” katanya. Selain itu, Agusdin juga mengusulkan agar pemerintah memberikan Harga Pembelian Pemerintah yang lebih tinggi untuk produk organik.


PINGIT ARIA