Testimoni Herbafarm pada Tanaman Padi

"ADVERTORIAL" - Trubus 481 Desember 2009

Joko "Tung-Tung" Wahyono girang bukan kepalang. Ia menuai 9,6 ton gabah kering giling (GKG) dari sawah 1 Ha. Itu peningkatan 100% karena sebelumnya petani di desa Sajen, Kecamatan Cerucuk, Kabupaten Klaten, itu hanya menuai 4-5 ton. Peningkatan produksi fantastis itu setelah menggunakan pupuk bio organik herbafarm.

Padahal, 10 tahun menjadi petani padi, produksi padi di sawah Joko paling banter hanya 4 ton. Itulah sebabnya ia girang ketika menuai hampir 10 ton. Dengan lonjakkan signifikan itu ia bertekad akan menggunakan HERBAFARM pada penanaman berikutnya. Mula-mula Joko melarutkan 10 ml Bio Organik Herbafarm dalam 5 liter air untuk merendam benih selama 1-3 jam.Selanjutnya ia memeram benih selama 2 hari hingga berkecambah +/- 1 mm.

Ia menyemprotkan HERBAFARM berdosis 30 ml per 17 liter air ketika bibit berumur 15 hari dan siap dipindah ke sawah. Tujuannya agar anakan lebih banyak dan mengurangi stress pada tanaman. Begitu juga dengan lahan padi. Setelah pengolahan lahan dan penaburan 1 ton pupuk kandang, ia menyemprotkan 30 ml HERBAFARM yang dilarutkan dalam 17 liter air. Dua hari berselang, lahan siap ditanamai.

Penyemprotan berikutnya dengan dosis dan konsentrasi sama ia lakukan ketika tanaman berumur 10, 20 hari dan 40 hari. Penyemprotan dilakukan pada pagi hari sebelum pukul 09.00 atau sore hari pukul 16.00. Dengan pemberian HERBAFARM ia hanya menaburkan 75kg UREA per hektar saat tanaman berumur 15 hari. Itu setengah dari dosis biasanya yang mencapai 150kg per hektar. Penyemprotan ke-3 saat padi berumur 40 hari diiringi dengan pemberian 50 kg KCl per hektar atau setengah dosis normal.

Untuk luasan 1 hektar total general Joko menghabiskan 6 liter HERBAFARM dengan harga Rp. 57.500,- per liter. Sedangkan biaya penghematan pupuk kimia - Urea dan KCl mencapai Rp. 370.000. Meski volume pupuk berkurang, tetapi produksi dan kualitas padi justru terdongkrak. Joko mengatakan "Delapan puluh persen bulir-bulir padi kini terisi, dulu banyak yang hampa"

Penggunaan pupuk kimia berlebihan mengakibatkan daya dukung lahan menurun. Hara tanah dan bahan organik tanah cepat terkuras. Akibatnya kandungan bahan organik di Indonesia saat ini hanya 1%, idealnya 5%.

Dengan mengadopsi teknologi Biological Complex Process, Herbafarm mendukung tercapainya pertanian organik dan berkelanjutan. Bahan baku herbafarm berupa produk sampingan dari olahan jamu PT Sido Muncul berupa tanaman obat dan rempah-rempah. Herbafarm yang diproduksi oleh PT Sido Munculdan didistribusikan oleh PT Nutrend International (anak perusahaan PT Sido Muncul), diperkaya dengan mikroba seperti mikroba pelapuk atau pengurai yang menjaga keseimbangan rantai makanan di alam. Mikroba itu sekaligus berperan dalam proses bioremidiasi, yakni merombak senyawa kimia pestisida atau herbisida menjadi tak berbahaya bagi lingkungan.

Mikroba penambat nitrogen berguna menambat nitrogen yang berlimpah di udara. Walaupun 78% komponen udara adalah nitrogen, tetapi tak dapat dimanfaatkan oleh tanaman.

Jangan lupakan pula peran mikroba pelarut fosfat Pseudomonas sp dalam HERBAFARM. Unsur fosfat sukar larut terutama di tanah masam. Sebabnya fosfat terikat pada mineral liat tanah dan tak bisa diserap tanaman, Plant Growth Promoting Rhizobacteria yang dihasilkan oleh mikroba berperan sebgai hormon pemacu pertumbuhan tanaman. Dengan pengayaan bakteri itu, wajar jika dosis pupuk kimia ditekan hingga 50%. HERBAFARM memperbaiki efesiensi penyerapan hara.

HERBAFARM bukan hanya meningkatkan produksi tanaman pangan seperti padi. Jika diaplikasikan pada tanaman hortikultura seperti kentang, selada, terong, tomat, dan labu. HERBAFARM juga mampu meningkatkan produksi. Begitu juga tanaman buah, perkebunan, kehutanan, dan tanaman hias. Jadi apapun tanamannya pastikan HERBAFARM pupuknya.